ACTINOMYCETES
A.
Pengertian Actinomycetes
Actinomycetes merupakan mikroorganisme tanah yang umum
dijumpai pada berbagai jenis tanah. Populasinya berada pada urutan kedua
setelah bakteri, bahkan kadang- kadang hampir sama. Actinomycetes hidup sebagai
safrofit dan aktif mendekomposisi bahan organik, sehingga dapat meningkatkan
kesuburan tanah Actinomycetes merupakansalahsatu mikroorganisme yang mampu
mendegradasi selulosa di samping bakteri, kapang, dan khamir. Actinomycetes adalah suatu kelompok mikroorganisme yang morfologinya
merupakan bentuk peralihan antara bakteri dan jamur.
Actinomycetes merupakan mikroorganisme tanah yang umum dijumpai pada berbagai
jenis tanah. Populasinya berada pada urutan kedua setelah bakteri, bahkan
kadang-kadang hampir sama. Actinomycetes hidup sebagai saprofit dan aktif
mendekomposisi bahan organik, sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah
Jenis Actinomycetes tergantung pada
tipe tanah karakteristrik fisik, kadar bahanorganik, dan pH lingkungan. Jumlah Actinomycetes
meningkat dengan adanya bahan organic yang mengalami. Pada umumnya
Actinomycetes tidak toleran terhadap asam dan jumlahnya menurun pada
keadaan lingkungan dengan pH di bawah 5,0. Rentang pH yang paling cocok
untuk perkembangbiakan Actinomycetes adalah antara 6,5-8,0.
Actinomycetes termasuk dalam divisi
Schyzophyta. Tumbuh
sebagai filamen sel yang bercabang panjang atau pendek. Organisme ini membelah
dengan pembelahan biner, dan mungkin menghasilkan spora eksternal atau tidak.
Begitu jauh, mayoritas organisme ini adalah saprofit tanah dan air (organisme
yang hidup dari benda organik yang membusuk dan sangat penting karena perannya
dalam daur alam, seperti pembusukan bahan organik dan penambatan nitrogen).
Bangsa Actinomycetes terdiri dari tiga suku yaitu suku Mycobacteriaceae, suku
Actinomycetaceae, dan suku Streptomycetaceae.
B.
Sifat-Sifat Actinomycetes
1.
Actinomycetes kelihatan dari luar seperti jamur dan
dalam banyak buku dibicarakan sama dengan fungi eukariot.
2.
Actinomycetes dapat bersifat anaerob fakulatif (mampu
tumbuh baik jika terdapat O2bebas atau tidak ada O2)
sehingga dapat hidup di lingkungan akuatik dan air.
3.
Actinomycetes tumbuh seperti filamen-filamen yang tipis
seperti kapang dari pada sel tunggal sehingga Actinomycetes dianggap sebagai
fungi atau cendawan. Meskipun ada persamaan dalam hal pola pertumbuhannya,yang membedakan adalah fungi itu eukariota sedangkan Actinomycetes adalah
prokariota.
4.
Actinomycetes adalah bakteri gram
positif aerobik yang membentuk filament bercabang atau hifa (biasanya 0,5-1,0
mili mikron) dan spora aseksual dan tumbuh sebagai filamen sel yang bercabang
panjang atau pendek.
C.
Peran Actinomycetes Pada Tanah
1. Mendekomposisis bahan organik
Proses dekomposisi bahan organik
melalui 3 reaksi, yaitu:
1) reaksi enzimatik atau oksidasi enzimatik, yaitu: reaksi
oksidasi senyawa hidrokarbon yang terjadi melalui reaksi enzimatik menghasilkan
produk akhir berupa karbon dioksida (CO2), air (H2O), energi dan panas.
2) reaksi spesifik berupa mineralisasi dan atau immobilisasi
unsur hara essensial berupa hara nitrogen (N), fosfor (P), dan belerang (S).
3) pembentukan senyawa-senyawa baru atau turunan yang sangat
resisten berupa humus tanah.Berdasarkan kategori produk akhir yang dihasilkan,
maka proses dekomposisi bahan organik digolongkan menjadi 2, yaitu:
· proses mineralisasi, dan
· proses humifikasi. Proses mineralisasi terjadi terutama
terhadap bahan organik dari senyawa-senyawa yang tidak resisten, seperti:
selulosa, gula, dan protein. Proses akhir mineralisasi dihasilkan ion atau hara
yang tersedia bagi tanaman.Proses humifikasi terjadi terhadap bahan organik
dari senyawa-senyawa yang resisten, seperti: lignin, resin, minyak dan lemak.
Proses akhir humifikasi dihasilkan humus yang lebih resisten terhadap proses
dekomposisi.
2.
Menghasilkan Antibiotik Mematikan
Patogen
Streptomyces adalah
prokariot yang menghasilkan substansi penting untuk kesehatan seperti
antibiotik, enzim, dan immunomodulator dan salah satu organisme tanah yang
memiliki sifat-sifat umum yang dimiliki oleh bakteri dan jamur tetapi juga
memiliki ciri khas yang cukup berbeda yang membatasinya menjadi satu kelompok
yang jelas berbeda. Banyak anggota dari Streptomyces menghasilkan
antibiotik di mana lebih dari setengahnya merupakan antibiotik yang efektif
melawan bakteri, misalnya streptomisin, tetrasiklin dan kloramfenikol. Isolasi
Streptomyces menghasilkan koloni-koloni kecil (berdiameter 1-10 mm),
terpisah-pisah seperti liken, dan seperti kulit atau butirus (mempunyai
konsistensi seperti mentega), mula-mula permukaannya relatif licin tetapi
kemudian membentuk semacam tenunan miselium udara yang dapat menampakkan
granularnya, seperti bubuk, seperti beludru, atau flokos, menghasilkan berbagai
macam pigmen yang menimbulkan warna pada miselium vegetatif, miselium udara,
dan substrat.
Streptomyces mempunyai
misel yang baunya sangat kuat, berkembang dan mengandung hifa udara (sporofor),
dari bentuk ini terjadi konstruksi lurus, bergelombang, mirip spiral, dapat
mengurai selulosa, khitin dan zat-zat lain sukar dipecah. Streptomycesumumnya
memproduksi antibiotik yang dipakai manusia dalam bidang kedokteran dan
pertanian, juga sebagai agen antiparasit, herbisida, metabolisme aktif,
farmakologi, dan beberapa enzim penting dalam makanan dan industri lain.
3.
Mengikat Struktur
Tanah Liat Sehingga Dapat Memperbaiki Sifat Fisik Tanah
Struktur
tanah adalah susunan atau agregasi partikel-parikel primer tanah (pasir,
debu, liat) secara alami menjadi berbagai kelompok partikel yang satu sama lain
berbeda dalam ukuran dan bentuknya, dan dibatasi oleh bidang-bidang.
perkembangan struktur didalam tanah perlu dipahami benar, karena struktur tanah
sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan dapat pula berubah karena
pengaruh-pengaruh mekanis dari luar misalnya pengolahan tanah. Anda bisa
membayangkan tanah sawah yang massif dank eras dapat berubah menjadi Lumpur
(struktur butir) karena anda melaksanakan pembajakan dan penggaruan. Atau dapat
pula tanah pasir yang berbuti-butir menjadi kompak tetapi lunak, struktur bisa
berubah kearah yang lebih sesuai bagi pertumbuhan tanaman atau sebaliknya Struktur
dapat berkembang dari butir-butir tunggal ataupun kondisi massif (pejal). Untuk
butir-butir tunggal atau kondisi masif menjadi agregat-agregat,
partikel-partikel tanah harus mengelompok. Di dalam pengelompokan
partikel-partikel mehjadi agregat dan kemudian membentuk struktur yang mantap
diperlukan “bahan perekat” berupa bahn-bahan yang bersifat koloid.
Tiga kelompok bahan koloid tanah yang berperan sebagai bahan perekat dalam
pembentukan agregat-agregat tanah adalah
1) mineral-mineral liat.
2) bahan organik koloidal termasuk gum yang dihasilkan oleh
aktivitas jasad-jasad renik tanah.
3) oksida-oksida besi dan mangan yang bersifat koloid.
Agregasi
amat dipengaruhi oleh kegiatan jasad-jasad renik dalam tanah dan akan dipergiat
bila didalam tanah tersedia cukupa bhan organik. Organisme seperti
benang-benang jamur dan humus dan mengikat satu partikel tanah dengan
lainnyasampai membentuk agregat dan struktur tanah. Organisme juga memproduksi
sejumlah bahan kimia seperti asam-asam organik yang dapat merekat
partikel-partikel tanah. Lemak-lemak dan lilin sebagai hasil perombakan bahan
organik juga berperan penting dalam memantapkan agregat-agregat tanah. Itulah
sebabnya, Anda boleh menganjurkan kepada petani agar bahan-bahan organik sisa
panennya lebih baik dibenam kedalam tanah atau dibuat kompos terlebih dahulu
baru dibenamkan kedalam tanah. Pembakaran bahan organik sisa panen sebaiknya
tidak selalu dilaksanakan.